Ulasan Buku “The Power of Habit”
Ketika kamu bangun di pagi hari, apa yang pertama kali kamu lakukan? apakah
mengecek smartphone, merapikan tempat tidur, ataukah langsung membasuh muka.
Hidup kita dipenuhi oleh aktivitas kecil yang dilakukan secara berulang-ulang. Rangkaian
aktivitas tersebut telah menjadi rutinitas atau habit yang membentuk diri kita
saat ini.
Dalam bukunya Charles Duhigg berjudul The Power of Habit menuturkan
tentang bagaimana cara kerja sebuah habit serta bagaimana cara mengubahnya. Salah
satu penelitian yang dipublikasikan oleh Duke University pada tahun 2006 menyebutkan
bahwa lebih dari 40 persen aktivitas yang dilakukan oleh seseorang setiap
harinya merupakan habit atau kebiasaan. Walaupun habit tersebut ialah sesuatu
yang sederhana seperti merapikan tempat tidur ketika baru bangun atau menyuci
piring setelah makan, namun jika sedikit demi sedikit dilakukan setiap harinya akan
berdampak besar suatu hari nanti.
Berikut beberapa rangkuman hal yang menarik dari buku The Power of Habit
:
Big Idea #1 : The Habit Loop
Duhigg mengajari kita bahwasannya hampir semua aktivitas yang kita
lakukan adalah habit. Banyak aktivitas yang kita lakukan tanpa melalui pikir
panjang misalnya ketika akan berangkat kerja atau sekolah, terlebih dahulu kita
mandi dan sarapan. Hal-hal tersebut terjadi mengalir begitu saja tanpa kita perlu
berpikir mengapa perlu mandi.
Peneliti dari MIT pada tahun 1990 melakukan uji coba pada tikus dalam
sebuah labirin. Tikus tersebut diletakan di belakang bilik yang akan terbuka
jika ada bunyi “klik”. Kemudian tikus itu akan melewati labirin untuk
mendapatkan coklat di garis finish. Percobaan tersebut dilakukan berulang-ulang
untuk mengamati gambaran aktivitas otak dari tikus. Mereka menemukan bahwa
setiap percobaan diulangi, aktivitas otak tikus saat melewati labirin cenderung
menurun. Setelah beberapa pekan, setiap saat tikus berlari melewati labirin
tidak memerlukan proses berpikir lagi, namun semuanya terjadi secara otomatis.
Hal ini dikarenakan otak tikus merespon kejadian berulang dengan menyimpannya
menjadi sebuah kebiasan yang otomatis.
Proses otak kita mengubah urutan kejadian menjadi sebuah kebiasaan yang
otomatis disebut dengan “chunking”, yang terbagi menjadi 3 proses :
1. Cue : sebuah trigger yang menginformasikan ke otak kita berganti ke
mode otomatis serta memilih habit mana yang akan digunakan
2. Routine : aktivitas yang dilakukan bisa berupa fisik, mental, maupun
emosional
3. Reward : sesuatu yang kita dapatkan serta bernilai untuk selalu
diingat
Sebagaimana eksperimen pada tikus sebelumnya. Bunyi “klik” bisa
diibaratkan sebagai cue, kemudian aktivitas menyusuri labirin sebagai routine,
dan terakhir coklat sebagai reward. Setiap saat proses cue, routine, dan reward
dilakukan secara terus menerus maka aktivitas tersebut akan terjadi secara
otomatis dan terbentuklah habit baru.
Otak kita berusaha untuk menghemat energi dari aktivitas yang berulang.
Hal-hal dasar yang kita lakukan setiap saat seperti berjalan, makan,
berkendara, dan sebagainya dapat kita lakukan tanpa perlu berpikir panjang.
Semakin banyak habit yang dapat dibentuk, maka semakin besar otak kita
menyimpan energi untuk berpikir. Dengan demikian, energi tersebut dapat kita
maksimalkan untuk hal lainnya seperti berkarya, berinovasi, serta menggali ide.
Big Idea #2: How to Change Our
Habit
Duhigg mengajarkan kita tentang cara kerja sebuah habit. Ketika ada
sebuah cue, maka otak kita akan mendorong sesuatu untuk mencapai sebuah reward.
Katakanlah ada seseorang yang sedang bosan, lalu untuk menghilangkan kebosanannya
ia mengambil sebatang rokok. Setelah merokok ia merasa lebih rileks.
Menurut Duhigg, orang tersebut sebenarnya menginginkan perasaan yang
rileks (reward) ketika terjadi kebosanan (cue), bukan tentang merokoknya
(routine). Oleh karena itu, untuk mengubah sebuah habit buruk yang perlu diganti
adalah aktivitas routine-nya. Misalnya merokok dapat diganti dengan minum kopi,
dimana dapat memberikan efek yang bisa membuat rileks sebagaimana merokok.
Hal yang harus digarisbawahi dalam mengubah suatu habit ialah aktivitas routine
yang baru harus bisa memberikan reward yang sama. Jika aktivitas baru itu tidak
dapat memberikan reward yang sama, maka habit yang lama akan muncul kembali.
Sayangnya tidak mudah untuk menemukan apa sebenarnya reward yang kita
harapkan. Oleh karena itu, dengan banyak mencoba aktivitas alternatif maka kita
akan semakin memahami apa sebenarnya reward yang kita inginkan.
Big Idea #3: The Golden Rule of
Habit Change
Sebelumnya kita telah mengetahui tentang bagaimana cara mengubah dari
habit buruk menjadi habit yang lebih baik. Namun perlu disadari, kita tidak
bisa menghilangkan habit buruk, tetapi kita bisa mengubahnya. Keberadaan cue
akan selalu ada dalam keseharian kita entah dalam bentuk rasa bosan,
ketidaknyamanan, atau hal lainnya. Berusaha menghilangkan habit buruk adalah
hal yang sia-sia karena habit tersebut telah menjadi aktivitas otomatis dalam
hidup kita.
Sebagaimana Duhigg dalam bukunya, cara untuk meninggalkan habit buruk
yakni dengan mengubahnya. Selama kita bisa memahami kapan cue dari habit itu
muncul, maka kita bisa menentukan routine apa yang ingin kita bentuk selama
memiliki reward yang sama.
Mengubah habit tentunya membutuhkan usaha yang ekstra saat awal-awal,
tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada teknik bernama aturan 30 detik
dimana ketika cue muncul dan terbesit melakukan habit yang lama, maka cobalah
diam sejenak selama 30 detik. Hal ini untuk menunda keinginan sesaat, sehingga kita
bisa mengarahkan diri ke kebiasaan yang baru.
My Opinion
Saya sendiri sangat setuju dengan konsep ini. Selama kita bisa memahami
setiap cue dan reward dari habit buruk yang kita miliki, kita bisa mencari
alternatif routine yang lebih baik. Dengan demikian kita bisa membangun habit
yang positif dimana dapat berjalan secara otomatis, sehingga kita bisa memiliki
waktu yang lebih banyak untuk fokus berkarya.
Menurut saya buku ini cukup menarik karena disertai dengan contoh riil serta ilustrasi yang unik. Selain itu, buku ini ditulis dengan gaya bercerita lalu kemudian disambung dengan penjelasan teori. Skor untuk buku ini 8.5 dari 10 karena sangat bermanfaat namun isinya menurut saya agak sedikit bertele-tele.
Comments
Post a Comment