Ulasan Buku “Leveraging Global Talent” : Globalisasi, Saatnya Masyarakat Indonesia Mengglobal
Buku karya Priyantono Rudito ini
menyajikan pengalamannya dalam menginisiasi strategi mengembangkan
talenta-talenta berkelas dunia selama beliau menjabat Direktur Human Capital
Telkom. Tak banyak perusahaan di Indonesia yang dapat melakukan inisiatif “going global” seambisius Telkom. Melalui
konsep strategi yang dibungkus dalam 5E, yakni Enabler, Enthusiasm,
Eduknowledge, Exposure, Equity ini mampu menciptakan pemimpin-pemimpin hebat
dan dapat bersaing di dunia global.
Thomas L. Friedman dalam bukunya
berjudul The World is Flat membagi
globalisasi ke dalam tiga tingkatan. Tingkat pertama, globalisasi 1.0, adalah
ketika negara-negara going global membentuk
pakta-pakta perdagangan dan berbagai kerja sama blok perdagangan. Kemudian,
globalisasi tingkat kedua, globalisasi 2.0, yakni ketika perusahaan going global, dimana mereka melakukan
kerja sama antarperusahaan di berbagai belahan dunia. Nah selanjutnya,
globalisasi tingkat ketiga, globalisasi 3.0, ialah saat setiap individu going global, di mana setiap individu
dimungkinkan untuk berkerja di level global secara bersamaan dan tanpa
terkendala oleh batas-batas negara.
Menurut penggambaran Thomas L. Friedman
tersebut, di era Flat World saat ini,
setiap orang akan bisa bekerja di mana pun di muka bumi ini secara bersamaan,
berkolaborasi satu sama lain dengan dihubungkan dengan internet dan beragam
aplikasi. Singkatnya. globalisasi 3.0 dengan teknologi informasi, maka setiap
individu dapat melakukan sesuatu untuk orang lain di berbagai belahan dunia.
Dewasa ini juga mulai berlaku MEA
(Masyarakat Ekonomi ASEAN), di mana konsep perdagangan bebas berlaku di kawasan
ASEAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah dan juga potensi pasar
yang besar, namun apabila potensi yang besar tersebut tidak diiringi oleh
kesiapan sumber daya manusianya maka bisa ditebak apa yang akan terjadi. Bila
tidak diiringi dengan kesiapannya, maka kita akan menjadi objek dan hanya
menjadi pasar yang dimanfaatkan oleh negara lain yang lebih mumpuni SDM-nya.
Dalam usaha membangun kualitas SDM
berdaya saing global, Telkom melalui konsep 5E dapat mengakselerasi proses
pembentukan talenta berkelas dunia melalui elemen sebagai berikut :
1. Enabler
Elemen pertama enabler ini adalah
membentuk ekosistem pembelajaran yang kondusif. Investasi yang paling bernilai
adalah investasi pada sumber daya manusia yakni dengan menciptakan
pemimpin-pemimpin yang berdaya saiang. Melalui ekosistem pembelajaran yang
kondusif ini harus mampu menciptakan center
of excellence yakni pusat bagi orang-orang yang memiliki sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang hebat. Melalui ekosistem tersebut, pemimpin
haruslah memiliki kemampuan yang komplit dan seimbang dalam melakukan olah ruh,
rasa, rasio, raga, dan karsa. Bukti seorang pemimpin yang hebat adalah jika
mampu melahirkan pemimpin-pemimpin lain yang jauh lebih berhasil.
2. Enthusiasm
Enthusiasm berarti keinginan (desire) yang melahirkan kesungguhan (passion) karena adanya sebuah harapan (hope) tertinggi untuk menjadi talenta
terbaik berkelas dunia. Ketika seorang mempunyai spirit yang bersumber dari
keyakinannya, maka jiwanya akan bergelora. Antusiasme dapat dibagi menjadi 3
yakni kemauan untuk belajar, keinginan kuat untuk mencapai terbaik, dan
keterbukaan pikiran.
3. Eduknowledge
Dalam eduknowledge ini bermaksud
upaya untuk memanfaatkan, mengembangkan, dan menciptakan pengetahuan-pengetahuan
yang secara spesifik diarahkan untuk tujuan pembelajaran. Oleh karena itu,
pengetahuan-pengetahuan yang dikembangkan harus mengacu pada kebutuhan,
strategi, dan tujuan suatu organisasi atau perusahaan. Untuk mencapai
eduknowledge yang mumpuni suatu organisasi atau perusahaan harus menempa diri
menjadi organisasi pembelajar (learning
organization) yang sistematis,
menggunakan pendekatan akademik (academic
approach) dalam pemanfaatan
pengetahuan, membangun sebuah sistem manajemen pengetahuan (knowledge management system) yang solid.
4. Exposure
Exposure ini adalah upaya untuk
membiasakan bekerja dalam ekosistem global baik dari segi analisis pasar hingga
lingkungannya. Untuk mendorong exposure yang maksimal diperlukan tiga upaya
yakni melakukan interaksi dengan lingkungan kerja global, kesempatan untuk
melakukan penugasan internasional, serta mendorong program-program mobiltas
global.
5. Equity
Terakhir equity yang berarti
untuk menciptakan talenta global tak bisa hanya mengandalkan pengembangan
kompetensi, namun juga harus bisa menciptakan nilai (value creation). Upaya penciptaan nilai ini juga perlu diiringi
dengan penyelarasan strategi dan tujuan perusahaan, pembentukan kapabilitas
yang memadai, serta komitmen yang kuat antara para talenta global dengan
perusahaan.
Pengulas : Miftahul Arifin
Comments
Post a Comment