Di Penghujung Ramadhan
Hanyasanya
waktu yang diberikan terbatas, namun diri ini sangat belum pantas. Ramadhan
ialah momen evaluasi diri, dimana segala yang telah diberikan untuk apa telah
digunakan. Hingga suatu saat waktu itu tiba-tiba menghampiri, apakah diri ini
sanggup untuk menanggung segala jiwa dan raga ini.
Ini adalah
renungan dimana masih jauh dari mata harapan :
Kapan aku
mencukupkan diri dengan Allah bukan dengan selain-Nya? Kapan aku menjadi bagian
dari orang-orang yang bertakwa?
Kapan aku
termasuk orang-orang yang berbuat ihsan? Kapan aku termasuk orang-orang yang
berbuat tawakal?
Kapan aku
termasuk orang-orang yang khusyuk? Kapan aku termasuk orang-orang yang sabar?
Kapan aku
termasuk orang-orang yang jujur? Kapan aku termasuk orang-orang yang takut
kepada Allah?
Kapan aku
termasuk orang-orang yang penuh harap kepada Allah? Kapan aku bersikap zuhud
kepada dunia?
Kapan aku
mencintai akhirat? Kapan aku bertaubat dari segala dosa?
Kapan aku
menyadari nikmat yang terus-menerus? Kapan aku mensyukuri nikmat tersebut?
Kapan aku
akan memahami apa yang dikehendaki oleh Allah? Kapan aku memahami ayat yang
kubaca?
Kapan jiwaku
bisa mengalahkan hawa nafsu? Kapan aku bisa berjihad di jalan Allah dengan
sebenar-benarnya jihad?
Kapan aku
bisa menjaga lisanku? Kapan aku bisa menundukkan pandanganku?
Kapan aku
akan malu kepada Allah dengan sebenar-benarnya malu?
Kapan aku
menyibukkan diri dengan aib diriku sendiri? Kapan aku akan memperbaiki apa-apa
yang buruk dalam segala urusanku?
Kapan aku
akan bermuhasabah atas diriku sendiri? Kapan aku akan menyiapkan bekal untuk
Hari Kembali?
Kapan aku
menjadi orang yang diridhai Allah? Kapan aku menjadi orang yang menepati janji
kepada Allah?
Kapan aku
menjadi penasihat bagi orang yang menghina Al-Qur’an? Kapan aku akan sibuk
mengingat-Nya dibanding mengingat yang lainnya?
Kapan aku
mencintai yang Dia cintai? Kapan aku membenci yang Dia benci?
Kapan aku
memberi nasihat karena Allah? Kapan aku mengikhlaskan amalku semata untuk
Allah?
Kapan aku
akan merenung saat berkhalwat dengan Rabbku? Kapan aku akan berpikir tentang
tempat kembaliku?
Kapan aku
akan memendekkan angan-anganku? Kapan aku akan bersiap-siap menyongsong hari
kematian, sedangkan ajalku adalah perkara yang digaibkan atasku?
Kapan aku
akan mendiami kuburanku? Kapan aku akan merenung tentang tempat berdiriku di
Yaumul Hisab dan kengeriannya?
Kapan aku berwaspada
dan berhati-hati terhadap peringatan Rabbku dari Neraka yang panasnya sangat
dahsyat, jurangnya yang sangat dalam, kesengsaraanya yang begitu panjang,
penduduknya tidak akan pernah mati, dan air mata kesedihan mereka tidak
dikasihani?
Terinspirasi
dari Imam Abu Bakar Muhammad bin Al-Husain bin Abdillah Al-Ajurri
Comments
Post a Comment