Ulasan Buku “Secrets of a Master Networker” : Kunci Strategi Membangun Networking



Jeffrey W. Meshel, penulis buku ini, ialah seorang networker yang sukses. Ia memiliki 50 ribu kartu nama dalam simpanannya. Ia juga dikenal sebagai “orang yang kenal berbagai latar belakang orang”. Ia telah bertahun-tahun mengasah keterampilan networking-nya, seperti kemampuan untuk membangun kepercayaan, membangun hubungan, dan menjaga jalinan network besar sehingga berjalan dengan sangat sempurna.

Ada pepatah yang mengatakan, “Yang paling penting bukan apa yang engkau tahu, tetapi siapa yang engkau kenal.” Pepatah ini salah satu yang terkenal dalam dunia bisnis. Namun yang lebih penting lagi adalah apa yang Anda tahu tentang siapa yang Anda kenal.

Banyak orang bisnis yang percaya bahwa networking hanya dapat dilakukan oleh orang yang berkepribadian tertentu yakni bisa melakukannya dengan sangat baik atau sama sekali tidak dapat melakukannya. Namun, pada kenyataannya networking sama sekali tidak ada hubungannya dengan genetika. Hanya karena kemampuan networking tidak diperoleh dari lahir, belum tentu kita tidak dapat melakukannya.

Ada orang yang sikapnya memang benar-benar alami, orang yang terlahr untuk saling berhubungan dalam networking. Namun, keterampilan networking dapat dipelajari seperti keterampilan lainnya. Semua orang bisa menjadi networker hebat bila memiliki sifat displin dan pikiran yang terbuka, serta bersedia berbagi dan berusaha mempelajari cara melakukannya.

Pada level terdalam, networking bukanlah tentang memanfaatkan orang lain. Akan tetapi sebaliknya, networking berarti memberikan sebagian diri kita untuk orang lain. Ini berkebalikan dengan cara berpikir, “Apa untungnya yang bisa saya dapatkan?”

Jika kita hanya memikirkan diri kita sendiri, biasanya hanya sedikit orang yang memikirkan kita. Pada kenyataannya, kebanyakan orang yang hanya berorientasi pada diri sendiri dan tidak dapat berpikir cepat bahwa mereka bisa menjadi networker yang baik. Jika kita terlalu egois, hanya memikirkan diri sendiri, dan tidak memahami seputar konsep mengubah kebiasaan sehari-hari, maka kita dengan mudah menolak berbagai saran dan masukan dari orang lain. Oleh karena itu, networker yang baik haruslah orang yang berkepribadian terbuka dan bersedia memberi.

Melakukan sesuatu yang baik untuk orang lain itu ibarat menabur benir. Semakin banyak benih yang kita tabur, maka semakin banyak hasil yang kita tuai. Benih yang kita tabur sering tumbuh di tempat yang tidak terduga. Kita tidak akan pernah tahu dimana benih itu akan mendarat. Jadi, jangan tanya apa yang dapat dilakukan orang lain untuk kita, tetapi tanyakan apa yang dapat kita lakukan untuk orang lain. Jadilah seorang fasilitator. Pada akhirnya, kita akan mendapat buah dari jerih payah kita membantu orang lain.

Satu hal yang cukup penting mengenai networking adalah presepsi diri, yakni bagaimana orang lain menilai diri kita. Presepsi diri adalah barometer yang harus disadari. Ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut ke dalam diri kita untuk menilai sejauh apa diri kita di mata orang lain :
1. Bagaimana orang yang Anda kenal memandang diri Anda?
2. Bagaimana orang yang baru Anda kenal bereaksi terhadap Anda?
3. Apakah Anda dipandang sebagai orang yang cerdas dan menguasai apa yang Anda lakukan?
4. Apakah Anda dianggap sebagai pemberi, atau penerima?
5. Apakah menurut orang lain, Anda dapat membangun hubungan dengan mereka?
6. Apakah Anda disukai oleh kolega Anda dan dipandang orang yang baik?
7. Apakah orang lain menghormati pendapat Anda?
8. Apakah Anda jujur dan tulus?
9. Apakah Anda sudah membuktikan bahwa apa yang Anda katakan kemudian Anda lakukan?
10. Apakah Anda mengusai arah pembicaraan?
11. Apakah Anda bersikap arogan atau terlalu khawatir saat mengungkapkan pendapat?

Terkadang kita sulit untuk bersikap objektif ketika kita sedang berintropeksi diri dengan pertanyaan di atas. Pertanyaan di atas sarat dengan makna, terkadang ada orang yang tidak mau mengakui bahwa mereka mempunyai kelemahan. Kita perlu bersikap mundur dan jujur. Jika kita bisa mengungkapkan sisi negatif kita lalu mengubahnya dengan perlahan menjadi lebih baik, tentu hal itu akan mendatangkan kebaikan pula. Bukan hanya untuk diri kita saja, namun juga untuk orang lain.

Comments

Popular Posts

Sikap Seorang Pemimpin

Pengalaman Investasi di P2P Lending Syariah

Ulasan Buku “Master Your Time Master Your Life” : Strategi Jitu Mengatur Waktu