Pendidikan Karakter Melalui Kehidupan Berasrama
Penerapan pendidikan karakter memang tepat sekali bila
diaplikasikan pada kehidupan sekarang. Maraknya kasus pencurian, pembegalan,
pembunuhan bahkan pemerkosaan yang dilakukan oleh pemuda bahkan masih tergolong
belia. Adanya pendidikan karakter diharapkan mampu memperbaiki serta menumbuhkan
nilai-nilai moral.
Menurut Lickona, karakter berkaitan dengan konsep moral (moral knowing), sikap moral (moral feeling), dan perilaku moral (moral behavior). Berdasarkan ketiga
komponen ini dapat dinyatakan bahwa karakter yang baik didukung oleh
pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik, dan melakukan
perbuatan kebaikan.
Salah satu contoh penerapan pendidikan karakter adalah
melalui kehidupan berasrama. Anak-anak asrama ditempatkan dalam satu atap
bangunan. Mereka ditantang dengan kehidupan yang heterogen dengan latar
belakang yang bisa jadi berbeda-beda. Adanya seorang pembina atau pengasuh
merupakan peran yang penting dalam kehidupan berasrama. Melalui praktek
langsung tinggal bersama ini melatih banyak hal terutama cara hidup bersosial.
Seperti yang telah dialami sendiri oleh penulis yakni
pengalaman hdup berasrama selama lebih dari 4 tahun mengajarkan sesuatu yang
jarang ditemui di kehidupan biasanya. Tinggal berasrama seperti layaknya hidup
mandiri dimana terlepas dari pengawasan orang tua sehingga dituntut untuk
bertanggungjawab terhadap diri sendiri. Selain itu, hidup berasrama juga
melatih terlibat langsung memahami kehidupan keseharian serta sosial antar
teman.
Kehidupan berasrama memiliki banyak sekali nilai-nilai
apabila digali lebih dalam lagi. Tak hanya berkaitan mengenai aspek sosial,
tetapi juga berhubungan dengan pembentukan moralitas dalam diri. Bila
dihubungkan dengan pendidikan karakter, ada beberapa hal yang sangat mendukung penerapan
pendidikan karakter.
Pertama adalah soal etika. Berasrama berarti tinggal dan
menjalani segala aktivitas bersama. Dari pertama kali bangun hingga menjelang
tidur kembali, tak terlepas dengan namanya teman. Banyak aktivitas yang tak
luput dari pandangan teman. Untuk itulah, dalam menjaga hubungan pertemanan
diperlukan etika yang baik contohnya selalu menjaga barang-barang teman dan
juga menjaga kebersihan bersama.
Kedua mengenai kejujuran. Seseorang memiliki zona pribadinya
masing-masing. Namun, ketika hidup berasrama, ia mesti menjaga zona bersama
dengan teman seasrama. Adakalanya barang-barang teman menarik perhatian. Namun disinilah
letak tantangannya, menjaga kejujuran dengan meminta izin sebelum meminjam
barang.
Ketiga tentang saling menghargai. Berasrama berarti bertemu
dan bertatap muka setiap waktu bersama. Itu merupakan hal yang biasa. Namun,
yang perlu diperhatikan yaitu menghargai perbedaan di antara teman-teman. Ada
kalanya latar belakang yang berbeda-beda mengusik diri, tetapi disinilah letak
kesempatan untuk belajar memahami dan saling menghargai.
Kehidupan berasrama bagai sebuah realita kehidupan dalam
lingkaran yang kecil. Oleh karena itu, belajar
hidup berasrama berarti belajar mengenal diri, orang lain, dan memahami
sekitar. Pendidikan karakter bisa ditumbuhkan dari hidup satu atap dalam
asrama, dimana saling berbagi dan memahami.
Comments
Post a Comment