Pertikaian Langit dan Bumi - Day 26
Gemuruh hebat terdengar dari atas langit sana. Rupanya langit
sedang bersenandung tentang kehebatannya. Ia merasa lebih tinggi dari bumi
sehingga ialah yang paling layak dipuji. Namun bumi pun tak menggubris si
langit, ia tetap dalam kesibukannya melayani makhluk hidup dalam lindungannya.
Hingga suatu saat langit merasa tak dipedulikan bumi, ia
marah besar. Awan-awan hitam bergulung di langit lalu kian besar dan menutupi
permukaan bumi dari cahaya matahari. Kilatan cahaya merona terang hingga ke
bumi hingga bumi pun terheran. Lantas bumi menanyai langit tentang apa hal yang
dilakukannya. Namun langit tak menggubris ia tetap dengan amarahnya.
Tanpa disadari langit, awan bergulung hitam itu membentuk
titik-titik kecil air kemudian menggumpal menjadi butiran air. Semula langit
hanya ingin menutupi bumi dari sinar matahari. Namun ternyata tetes-tetes air
satu per satu mulai jatuh dari atas langit.
Hujan lebat mengguyur bumi. Juga angin kencang menggoyangkan
ranting-ranting besar pepohonan. Manusia dan hewan terhuyung-huyung mencari
tempat berlindung. Langit merasa telah berlebihan, amarahnya telah membuat
kekacauan besar di bumi. Namun bumi tetap dalam ketabahannya. Justru hujan ini
adalah keberkahan bagi bumi, ia merunduk hormat kepada langit sebagai tanda ia
berterimakasih kepadanya.
Hujan mulai reda. Langit merasa bersalah atas amarah yang
telah menguasainya. Sekujur bumi telah terbasahi, hewan dan manusia mulai
keluar dari tempat berdiamnya dan menyebar ke seluruh penjuru bumi. Seberkas
cahaya mulai menembus celah-celah awan di langit lalu menyinari kehidupan di
bumi. Kemudian awan biru cerah mewarnai langit dengan pelangi terbentang dari
ujung satu ke ujung yang lain, menjadi pertanda permohonan maaf langit atas
kesalahan dirinya.
#RamadhanInspiratif
#Challenge
#Aksara
#Day26
Comments
Post a Comment