Menghargai Kegagalan - Day 25
Saya yakin bahwa semua orang pernah mengalami kegagalan.
Sedari kecil seorang anak telah diajari kegagalan misalnya dari bagaimana ia
harus berusaha untuk merangkak, berdiri, dan berjalan. Semua itu adalah proses
belajar. Oleh karena itu, kegagalan tak terlepas dari seluruh rangkaian
kehidupan manusia. Lalu, bagaimanakah menyikapi kegagalan.
Ia bukanlah sebuah ketakutan dimana memandang masa depan yang
tak sesuai harapan. Seperti seorang bayi yang berusa berdiri, kegagalan justru
menuntun ke jalan yang lebih baik. Bagi seorang atlit lari, kegagalan justru
membuat ia semakin meningatkan batas-batas kemampuannya. Justru kegagalanlah
membuat tersadar akan jalan yang lebih baik, cara yang lebih baik dan juga masa
depan yang lebih baik.
Satu hal yang perlu ditanamkan adalah menghargai kegagalan. Dengan
percaya bahwa ia adalah bagian dari hidup yang tak terlepaskan. Ia mengajari
indahnya jalan kehidupan. Menghargai kegagalan juga berarti menghargai diri, ia
menjadikan diri makin mengenal batas-batas kapasitas dirimu.
Kita perlu belajar dari filosofi air. Ia selalu mengalir dari
tempat tinggi ke rendah. Bila air ingin menuju ke tempat lebih tinggi maka ia
harus menguap menjadi molekul-molekul kecil yang terbawa ke awan. Kemudian ia
menggumpal menjadi butiran yang lebih berat sehingga jatuh ke bawah. Lalu ia
akan mengalir lagi dari tempat yang tinggi ke rendah kemudian bermuara di
danau, lautan, dan terserap dalam tanah. Begitulah air, ia menghargai proses akan
dirinya karena ia percaya hidupnya adalah serangkaian proses yang kadang di
atas awan dan di bawah bumi.
Hidup juga serangkaian proses yang kadang gagal dan sukses.
Yang perlu diperhatikan adalah percaya bahwa setiap proses membawa jalan yang
lebih indah asal mau berusaha.
#RamadhanInspiratif
#Challenge
#Aksara
#Day25
Comments
Post a Comment