Menjadi Sarjana Rakyat
“Pendidikan sekarang hanyalah
mendidik fir’aun-fir’aun generasi muda”.
Ada sebuah paradigma yang cukup
keliru dalam konsep pendidikan yakni semakin tinggi pendidikan maka semakin
bagus peluang mendapatkan lapangan pekerjaan. Lalu semakin tinggi posisi
pekerjaan semakin banyak uang yang didapatkan. Paradigma seperti ini adakalanya
kurang tepat. Pendidikan justru secara tidak langsung telah mengader
budak-budak korporasi. Sementara kita
secara tidak sadar sedang dipermainkan oleh para investor kapitalis yang
memperbudak para agen pendidikan menjalankan ‘mesinnya’.
Lalu, bagaimanakah kondisi
Indonesia sekarang?
Pendidikan sekarang lebih
menekankan pada aspek pengetahuan dimana otak menjadi pusat berpikir utama.
Selain itu telah terjebak dalam ketidakberdayaan mengeksplor keunikan diri.
Namun nyatanya, berpikir hanya menggunakan otak justru menimbulkan ke-disharmonis-an
pada konteks hubungan sosial dan lingkungan. Oleh karena itu, ada aspek yang
perlu diperhatikan dan jarang ditemui dalam sistem pendidikan yang ada yakni
aspek penginderaan dengan mengedepankan berpikir melalui hati kemudian otak.
Sehingga yang terbentuk adalah paradigma berpikir pembangunan yang mampu
melihat berbagai ranah kacamata.
Tantangan saat ini membuahkan hasil
“Dominasi Investor” dimana penguasaan aset SDA (Sumber Daya Alam) lokal
didominasi oleh investor kapitalis. Sehingga timbul fenomena kemiskinan yang
menjerat di komunitas masyarakat lokal. Habis manis sepah dibuang,
pemuda-pemuda Indonesia harus segera sadar bahwasannya komunitas lokal memiliki
peran sama pentingnya dengan SDA lokal.
Tantangan Generasi Muda
Berdasarkan sensus penduduk 2010
ada sekitar 4-5 persen dari penduduk Indonesia yang berijazahkan di atas SMA.
Mereka berada di top-level karena memiliki kerangka berpikir yang lebih
sistematis dan analitis. Namun pada kenyataannya, hanya sekitar 1 persen dari
penduduk Indonesia berijazahkan di atas SMA yang mau terjun di komunitas lokal.
Perlu dipahami, pendidikan bukanlah soal “mencari aman” namun
seharusnya melahirkan “Sarjana Rakyat” dimana memiliki hati dan otak yang
senantiasa berjuang bersama rakyat. Hanya saja kita cukup beruntung terlahir
dengan mengenyam pendidikan lebih tinggi namun jangan sampai melupakan rakyat.
Inilah konsep dari tujuan dari pendidikan yakni berbagi, berbagi kepada yang
sedikit kurang beruntung.
Inspired by Mas Iskandar
Dialog Tokoh 17052017
Comments
Post a Comment