Dunia yang Konvensional - Day 3
Setiap gagasan hebat dan familiar saat ini, bisa jadi
orang-orang dulu tak mengira setiap gagasan tersebut akan menjadi kenyataan atau
bahkan sempat untuk memikirkannya. Keberadaan pesawat terbang tak terbanyangkan
oleh orang-orang yang hidup 1000 tahun lalu.
Mereka mungkin tak percaya bahwa terdapat sebuah logam besar yang terbang dan
dapat mengangkut orang untuk berpergian.
Semua gagasan baik tentang alam maupun manusia pada dasarnya
berasal dari kerahasiaan. Beribu-ribu tahun orang-orang zaman dahulu memikirkan
hubungan sudut dengan segitiga kemudian sekarang dikenal dengan hukum
phytagoras. Namun gagasan phytagoras tersebut tidak menjadi sebuah kerahasiaan
lagi sebab telah banyak diketahui orang bahkan menjadi pelajaran dasar di
sekolah.
Bila dicermati, sudah banyak sekali kerahasian-kerahasian
yang berhasil diungkapkan sejak zaman adanya manusia hingga zaman informasi
seperti sekarang. Sebagian kerahasian tersebut sudah menjadi
pelajaran-pelajaran dasar di tingkat sekolah sebagai pengetahuan dasar
konvensional.
Penyingkapan kerahasian ini telah mengubah cara hidup manusia
dulu dan saat ini. Kerahasiaan yang menyakini bahwa masih ada hal-hal yang
tersembunyi dan belum terpikirkan oleh manusia.
Namun apa jadinya bila manusia sudah puas dengan semua
gagasan yang ada saat ini? Apa jadinya bila manusia berhenti menyakini
kerahasiaan?
Dunia tanpa keyakinan terhadap kerahasiaan akan menikmati
keberadaan keadilan yang sempurna. Dimana hukum memiliki pemahaman yang sama
yakni hukum moral dan berlaku konvensional. Dunia tanpa kerahasiaan justru
membelenggu ketidakadilan yang tersembunyi dimana kebenaran mutlak dilihat dari
luarnya saja.
Dalam buku Zero to One karya Peter Thiel, ada empat
kecenderungan sosial yang menyebabkan orang tidak percaya pada kerahasiaan. Yang pertama adalah inkrementalis. Sejak
taman kanak-kanak, kita diajari bahwa untuk mengerjakan segala sesuatu dengan
cara maju sedikit demi sedikit, waktu demi waktu, dan tingkat demi tingkat.
Lalu diberi sebuah penghargaan atas raihan prestasi. Hal ini berlanjut di
jenjang akademis perguruan tinggi dimana jumlah publikasi lebih banyak dikejar
dengan hasil biasa-biasa saja dibanding menemukan hal-hal baru.
Yang kedua adalah tidak menyukai resiko dengan adanya
ketidakmauan mengungkap rahasia karena takut salah. Kerahasiaan sendiri sesuai
definisinya ialah hal yang belum diketahui banyak orang. Namun bila takut salah
kerahasiaan pun akan susah terungkap.
Yang ketiga adalah rasa puas diri. Telah banyak ilmu
pengetahuan dan teknologi yang diketahui banyak orang. Sehingga timbul kepuasan
diri bila dengan dalih “untuk apa mencari
kerahasiaan bila sekarang pun sudah nyaman”. Rasa puas diri seperti ini
menghalangi untuk berpikir di luar batas.
Yang keempat adalah keraatan. Dimana keadaan seseorang merasa
ragu melakukan hal yang unik karena dianggap berbeda. Globalisasi bisa jadi
membuat orang berpikiran dunia ini sebagai sesuatu yang homogen dan kompetitif.
Dunia yang konvensional adalah sebuah jebakan bagi
orang-orang dari memikirkan hal yang baru dan unik. Namun fenomena sosial
sekarang justru telah membawa kecenderungan yang menyebabkan ketidakyakinan
terhadap kerahasiaan. Akan tetapi, pada dasarnya manusia diciptakan tanpa
pengetahuan dan tugasnya adalah mencari kerahasian-kerahasian yang tersembunyi
untuk mengungkapkan kebenaran yang hakiki.
#RamadhanInspiratif
#Challenge
#Aksara
#Day3
Comments
Post a Comment