Tragedi Takut Apa Mati - Day 9
Sepucuk surat itu
tergeletak di meja. Melida tak sanggup membacanya lagi. Keningnya
dipenuhi keringat-keringat basah. Tubuhnya lemas seketika. Sebelum
tubuhnya jatuh ia sempat terduduk di atas kursi. Pikirannya dipenuhi
bayang-bayang masa lalu.
Melinda menarik
napas pelan. Ia mencoba mengingat akan semua hal yang telah ia
lakukan. Sepucuk surat itu telah menusuk pikirannya kemudian
menyadarkan dirinya. Surat dari pengirim tak bernama untuk Melinda.
“ Ketika ruh
telah ditarik sampai ubun-ubun. Ketika rantai waktu telah diputus.
Ketika kesempatan tak lagi ada. Ketika tak ada tempat lagi untuk
bersembunyi. Ketika pena telah dituliskan tak ada lagi tempat
berlari. Ketika setiap perbuatan akan diadili.
Setiap yang hidup
pasti merasakan yang mati. Dimana saja dan kapan saja.
takut apa mati
takut apa mati
takut apa mati
takut apa mati
t a k u t m a t i
t a k u t m a t i
t a k u t m a t i
t a k u t m a t i
m a t
i. “
#BerkahRamadhan1437H
#Day9
Selasa, 14 Juni 2016
Comments
Post a Comment