Shalawat Rindu - Day 8
Bulir-bulir air
menerpa kaca. Bulir itu mengumpul kemudian membentuk jalur aliran
air. Sementara di sisi balik kaca, udara mengembun di sekitarnya.
Hujan rintik-rintik itu mengingatkan akan seseorang. Sosok manusia
yang paling dicintai.
Hujan adalah
rahmat. Ia sebagai wujud rahmat yang disebarkan ke muka bumi. Ia
menyejukkan hati, mata, dan jiwa. Ia mengisi kebahagian bagi
hati-hati yang mengharap. Hujan pembawa berkah seperti Muhammad sang
rahmat bagi seluruh alam.
“Siapakah
manusia yang paling kamu cintai di dunia ini, Nadira?” tanya
Lukman.
“InsyaAllah tidak
ada yang saya cintai di dunia selain Rasulullah SAW, mas.” balas
Nadira agak tersipu.
Jawabannya membuat
Lukman begitu kagum. Tak banyak orang yang mampu mengungkapkan
kalimat itu.
“Lalu bagaimana
caramu mencintainya padahal engkau tak pernah melihat wajahnya?”
tanya Lukman menyelidik.
Nadira tertunduk di
kursinya. Tangannya yang satu menggenggam tangan yang lain.
Tergenggam di atas pangkuannya.
“Setiap saya
membayangkan Beliau bukan wajahnya yang terbayang mas,” Nadira
berhenti sejenak kemudian melanjutkan lagi.
“Namun yang
terbayang adalah umat-umat terbaik dari semua generasi. Saling
merapatkan dan mengokohkan barisan. Berlomba-lomba menuju kebaikan.
Sunah-sunah yang selalu ditegakkan. Selain itu saya terbayang
wajah-wajah yang saling melempar senyum dan salam. Selalu siap
membantu sesama muslim. Itu adalah ajaran Beliau mas.
Saya juga
membayangkan kegelapan bila Beliau tidak ada. Namun Beliau hadir
ditengah-tengah kegelapan itu kemudian memancarkan sinar ke segala
arah. Beliau menerangi yang gelap dan membawa kebaikan untuk seluruh
alam. Semua cinta juga akan bermuara pada cinta Allah dan rasul-Nya
mas,” jawab Nadira.
Bulir-bulir air
mata Nadira mengepul di kelopak matanya.
“MasyaAllah,
kata-katamu membuatku rindu dengan Beliau. Terimakasih,” ucap
Lukman.
#InspirasidariFilmMakerMuslim
#BerkahRamadhan1437H
#Day8
Senin, 13 Juni 2016
Comments
Post a Comment