Api Adalah Jiwa - Day 6


Lilin itu masih menyala dalam ruang yang gelap. Ia menghangatkan yang dingin, menerangi yang gelap, dan menghidupkan yang mati. Api yang menyala berirama dengan angin yang menghempas. Api itu bergoyang ke kanan, kiri, depan, ataupun belakang. Nyala api yang merah menggelorakan kehangatan. Meredup kemudian mengibar setiap kala.

Lilin itu adalah aku. Aku yang berdiri tegak dan tegap seperti lilin. Aku yang hidup namun juga akan mati. Aku yang akan rapuh dan habis dimakan oleh waktu. Api itu adalah jiwaku dan ruangan gelap itu adalah duniaku.

Jiwaku dapat menggelora sebagaimana api namun juga dapat meredup. Jiwaku rentan dihempas terombang-ambing oleh angin. Aku hanya cukup menjaga jiwaku agar terus menerangi sekitarku. Namun jiwaku cukup rapuh bila sendiri.

Jiwaku yang sendiri akan rentan redup kemudian mati. Jiwa yang mati hanya akan menjadi lilin yang tak berapi. Hidup tapi tak bernyawa. Ada tapi tak ada. Bersama bayang-bayang kedinginan dan kegelapan.

Namun aku bersahabat dengan lilin-lilin lain. Kami saling menjaga jiwa kami agar terus hidup menerangi sekitar. Satu lilin redup maka lilin lain akan membantu mengobarkannya. Jiwaku akan terus berkobar bersama jiwa-jiwa yang lain.

#BerkahRamadhan1437H
#Day6
Sabtu, 11 Juni 2016

Comments

Popular Posts

Sikap Seorang Pemimpin

Pengalaman Investasi di P2P Lending Syariah

Ulasan Buku “Master Your Time Master Your Life” : Strategi Jitu Mengatur Waktu